Biografi Kang Dedi Mulyadi (KDM)

Biografi Kang Dedi Mulyadi (KDM)

bigvana - Kang Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa KDM, merupakan salah satu tokoh publik asal Jawa Barat yang dikenal karena kepemimpinannya yang khas, dekat dengan rakyat, serta memiliki perhatian besar terhadap kebudayaan Sunda. Ia lahir di Subang, Jawa Barat, pada 11 April 1971. Dedi dikenal sebagai sosok sederhana, humoris, dan humanis, yang selalu tampil membumi di tengah masyarakat.

Sejak muda, Kang Dedi telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia sosial dan politik. Setelah menempuh pendidikan dasar dan menengah di Subang, ia melanjutkan kuliah di Universitas Pasundan, Bandung, mengambil jurusan Hukum. Semasa kuliah, Dedi aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan pergerakan mahasiswa, yang kelak membentuk karakter kepemimpinannya yang kuat dan berpihak pada masyarakat kecil.

Perjalanan karier politik Dedi Mulyadi dimulai saat ia bergabung dengan Partai Golkar. Dari sinilah kiprahnya di pemerintahan dimulai. Ia pertama kali menjabat sebagai anggota DPRD Purwakarta, lalu naik menjadi Wakil Bupati Purwakarta pada tahun 2003. Kepiawaiannya dalam berinteraksi dengan warga dan gaya kepemimpinannya yang unik membuatnya dipercaya untuk menjadi Bupati Purwakarta selama dua periode, yakni 2008–2018.

Selama menjabat sebagai bupati, Kang Dedi dikenal sebagai sosok inovatif yang membawa perubahan besar bagi Purwakarta. Ia mengusung konsep pembangunan berbasis kearifan lokal Sunda. Salah satu ciri khas pemerintahannya adalah penggunaan ornamen dan simbol budaya Sunda di ruang publik, seperti gapura bergaya tradisional, patung tokoh wayang, hingga taman tematik yang sarat makna filosofis. Program tersebut tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap budaya daerah.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga dikenal dengan program-program sosialnya yang menyentuh hati masyarakat. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk membantu warga miskin, memperbaiki rumah tidak layak huni, atau sekadar mendengarkan keluhan rakyat di pelosok desa. Kegiatan-kegiatannya ini kemudian menjadi viral di media sosial, terutama melalui kanal YouTube dan Facebook pribadinya. Gaya bicaranya yang santai namun penuh makna membuat banyak orang menyebutnya sebagai “bupati nyentrik yang berhati rakyat”.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai bupati, Kang Dedi tetap aktif di dunia sosial dan politik. Ia sempat mencalonkan diri dalam Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai wakil gubernur, berpasangan dengan Dedi Mizwar. Walau belum berhasil, kiprahnya tidak berhenti di situ. Dedi kemudian terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024 dari daerah pemilihan Jawa Barat VII. Di parlemen, ia tetap vokal menyuarakan isu-isu lingkungan, kebudayaan, dan kemanusiaan.

Di luar dunia politik, Dedi Mulyadi juga dikenal sebagai penulis dan budayawan. Ia sering mengangkat nilai-nilai tradisional dalam tulisan dan ceramahnya, menekankan pentingnya filosofi Sunda seperti silih asah, silih asih, silih asuh. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam setiap langkah hidup dan kepemimpinannya.

Kini, nama Kang Dedi Mulyadi dikenal luas bukan hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai inspirator yang memperjuangkan nilai kemanusiaan dan budaya. Sosoknya mengajarkan bahwa menjadi pemimpin sejati bukan tentang jabatan, melainkan tentang kemampuan untuk hadir, mendengar, dan membantu rakyat dengan sepenuh hati.